STORY OF DEVIL FAMILY – 12

” DIMOHON KLIK LANJUT MEMBACA JANGAN CONTINUE READING “

Follow twitter author @luckvy_s . Comment dari kalian sangat ditunggu ya 😀 dan terima kasih mau setia baca cerita ini. Selamat membaca. Terima kasih

 

 STORY OF DEVIL FAMILY – 12

 

LANJUT MEMBACA >>>

          

  Suara keributan malam-malam langsung membuat seisi penghuni rumah bangun. Ify dan Rio yang baru saja terleleap pun memilih cepat-cepat keluar dari kamarnya. Begitu pun juga Alyn yang kaget mendengar suara piring pecah berulang-ulang kali.

            Rio dan Ify bersamaan berjalan menuju dapur dimana sumber suara berada.  Keributan masih saja terdengar , kali ini suara kursi yang dihantamkan ke tembok. Ify semakin cemas karena takut ada penyusup atau apapun.

            Para pembantu dan security rumah pun juga berlarian ke dapur sambil membawa alat keamanan.

            Semua orang sudah berkumpul di dapur dan hanya bisa mematung saat melihat pemandangan di depan mereka saat ini, Tidak ada yang berani melangkahkan kaki mereka selama beberapa detik. Hanya shock dan binggung itulah yang ada di benak mereka semua saat ini.

 

“BIMAAA!!!! APA YANG KAMU LAKUKAN???”

 

            Suara teriakan Rio membungkam semua keheningan yang terjadi sesaat. Dimana saat ini Bima menarik kasar baju Adit dan mengunci Adit di tembok dekat meja makan. Bima sama sekali tidak mempedulikan papanya yang meneriakkan namannya bahkan mungkin Bima tak sadar bahwa semua orang dirumah ini sudah berkumpul di dapur.

 

“UhuukkkUhuukkk, Bim lepaskan aku. uhuuukkUhuukkk” pinta Adit terbata-bata. Namun Bima semakin kencang menekan lengannya ke leher Adit membuat pria ini lebih kesakitan.

 

“Apa yang lo lakukan tadi? Ha??”

 

“Apa yang lo lakuin tadi??” bisik Bima tajam. Mata Bima membulat sempurna dan menunjukkan kemarahannya. Ia  benar-benar sangat menakutkan sekali.

 

            Alyn memegangi tubuh Ify yang mulai gemetar kembali. Sekali lagi Ify dibuat shock dengan kejadian-kejadian hari ini, Ify tidak menyangka Bima sampai bisa seperti itu. Mata Ify hanya tertuju pada sosok anaknya. Matannya terlihat sendu, dan penuh ketakutan.

 

“Tante, Nggak akan terjadi apa-apa. Tante tenang ya” ujar Alyn pelan mencoba menenangkan Ify.

 

“Bima kenapa lyn? Kenapa Bima ? Dia kenapa??” tanya Ify berulang-ulang dengan tatapan kosong yang tertuju ke arah Bima.

 

“Bima nggak apa-apa tante. Bima nggak apa-apa”

 

            Rio menarik tangan Bima sedikit keras agar terlepas dari leher Adit. Bima masih kekuh tidak mau melepaskan tangannya sekali lagi berusaha meraih Adit dan ingin menghantam pria itu.

 

“BIMAAAA” Rio tidak punya pilihan lain selain mendorong Bima dengan kasar untuk melindungi Adit yang sudah tergeletak lemas di lantai.

 

            Bima mengatur nafasnya beberapa saat, ia tidak berani menatap mata papanya saat ini. Rio mendekati Bima yang masih dengan kemarahannya.

 

“Apa yang kamu lakukan?” bisik Rio pelan sehingga mungkin suara Rio hanya bisa terdengar oleh dua pria ini.

 

“Disini ada bunda kamu, jangan lakukan hal bodoh”

 

“Pa, di—“

 

“Disini ada bunda kamu. Kamu ingin semuanya hancur begitu saja?” Bima menarik nafasnya kembali sekuat-kuatnya.

“ Gue akan awasi lo terus” ucap Bima tajam lebih tepatnya ke Adit. Bima pun memilih untuk meninggalkan semuannya.

            Bima berjalan begitu saja melewati semua orang di dapur, tanpa melihat sekilas ke bundanya yang sangat mencemaskannya. Bima terus saja berjalan untuk kembali ke kamarnya.

 

“Tante. . . . .”

 

“Tante .. Ify . . . “

 

            Alyn berusaha memperkuat pegangannya ke Ify, saat wanita ini akan ambruk. Rio yang melihat itu segera berlari ke arah Ify dan Alyn. Rio dengan cepat membantu Alyn untuk memegangi Ify.

 

“Lo nggak apa-apa , Fy?” tanya Rio dengan wajah cemas. Ia dapat melihat wajah pucat Ify lebih pucat dari tadi pagi.

 

“Bim—, Bim—, Bima yo” lirih Ify tak beraturan.

 

“Bi Ina, tolong bawa Adit ke kamarnya dan obati dia. Alyn kamu ke kamar Bima sekarang. Lihat keadaan dia. Om akan bawah Ify ke kamar”

 

“Iya om” jawab Alyn menuruti ucapan Rio. Dengan wajah tak tega meninggalkan Ify, perlahan Alyn beranjak dari dapur.

 

            Para satpam yang lainnya pun membantu Bi Ina untuk membawa Adit kembali ke kamarnya. Sedangkan Rio sendiri langsung membopong tubuh istrinnya yang dirasakannya sangat dingin sekali.

            Rio berjalan ke kamarnya dengan cepat, ia menidurkan Ify kembali ke kasur. Setelah itu Rio bergegas mengambil peralatan medisnya. Rio mengambil cairan infuse serta selang dan jarumnya. Ia dengan cekatan memasangkannya di sekitar pergelangan tangan kiri Ify. Setelah itu Rio menyuruh Ify untuk meminum obat penenang agar keadaan wanita ini setidaknya bisa stabil.

 

“Lo, sekarang tidur ya” suruh Rio, ia mengambil duduk disebalah Ify. Membelai lembut rambut gadis ini.

 

“Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Bima kenapa?” tanya Ify yang masih saja penasaran.

 

“Dia nggak apa-apa. Udah nggak usah difikirin.”

 

“Yo. . .”lirih Ify dengan suara serak. Ify tiba-tiba menangis. Tangan kanannya pun menggengam erat jemari Rio.

 

“Fy? Kenapa? Lo jangan nangis”

 

“Gue takut, Yo, Gue sangat takut”

 

“Apa yang lo takutin? Gue ada disini. Gue akan selamannya di sisi lo”

 

“Keluarga kita nggak akan berantakkan kan yo? Nggak akan ada yang ningga—“

 

“Nggak akan ada. Nggak akan pernah ada. Gue dan Bima akan selalu ada disamping lo. Itu kan yang lo inginkan??” Ify mengangguk ringan dan ucapan Rio membuat wanita ini sedikit tenang.

 

“Selamat tidur sayang “

 

            Rio mencium lembut kening Ify, setelah itu menyelimuti Ify kembali agar istrinya bisa tertidur lagi. Rio melihat Ify dengan perasaan tak tega dan juga cemas. Keadaan Ify dari kemarin selalu drop. Bahkan itu diluar dugaanya Ify sampai seperti ini.

 

“Lo benar-benar sayang sama Bima , Fy”

 

            Entah untuk keberapa kalinnya Rio mengatakkan kalimat itu, dan memang benar adannya bahwa Ify begitu sangat mencintai anaknya. Anak yang ia rawat dan ia didik dari kecil.

*****

            Alyn melihat Bima yang duduk di kuris depan meja belajar. Bima sepertinya tahu kehadirannya namun sama sekali tidak mengarahkan pandangannya ke Alyn. Alyn menutup pintu kamar Bima dan meneruskan langkahnya untuk mendekati kekasihnya itu.

 

“Kalau lo ingin tanya apa yang terjadi. Gue jawab nggak terjadi apa-apa” ucapan Bima yang tiba-tiba membuat Alyn berhenti berjalan sesaat.

 

“Aishh. . “ desis Alyn mendengar ucapan Bima tadi. Alyn melanjutkan kembali langkahnya sampai ia berada di samping Bima saat ini.

 

“Apa lo lapar ?”

 

“Nggak”

 

“Lo masih marah?” tanya Alyn sedikit ragu, karena Bima kembali dingin tidak seperti biasannya.

 

“Nggak” Bima meraih remote AC dan menurunkan suhu AC yang ada di kamarnya. Entah mengapa tubuhnya dipenuhi keringat. Alyn sedikit memanyunkan bibirnya.

 

“Yaudah, gue balik ke kamar” ujar Alyn tidak punya pilihan lain. Melihat Alyn membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu kamarnya, Bima langsung menolehkan wajahnya melihat Alyn.

 

“Lo ngambek?” tanya Bima, membuat Alyn memberhentikkan langkahnya. Alyn membalikkan badannya dan membalas tatapan heran Bima.

 

“Nggak” jawab Alyn dengan nada yang sama seperti jawaban Bima tadi.

 

“Ngapain lo kesini??”

 

“Nyari tikus yang bisa diajak bermain” jawab Alyn sekali lagi lebih asal.

 

“Gue serius nanyanya”

 

“Gue serius juga jawabnya” Bima mulai berdiri dari kurisnya. Ia berjalan mendekati Alyn.

 

“Lo nggak usah khawatir, gue nggak apa-apa. Sorry otak gue masih panas.” Ujar Bima sambil mengacak-acak rambut Alyn. Alyn memincingkan matannya.

 

“Apa gue tanya ?”

 

JTAAKKK

 

“Awwww” ringis Alyn mendapatkan jitakan dari Bima. Alyn memanyunkan bibirnya lagi seperti anak kecil.

 

“Sekarang, lo balik ke kamar lo, dan lanjutin tidur. Ini udah malam, Oke”

 

“Gue bangun juga gara-gara lo, aissh. Padahal gue lagi asik mimpi indah” gerutu Alyn dengan nada yang dikesal-kesalkan.

 

“Mimpi apa lo? Pasti gue lamar ya kalau nggak itu, mimpi gue cium lagi kan?”

 

“Aissh. .  gue mimpi lagi bulan madu sama Zayn. Ya ampun gue sampai masih kebayang mimpi itu. Apalagi onedirection akan ke indonesia tahun depan. Dan gue harus nonton”

 

“Mimpi indah apaan itu?? Nggak boleh !! Nggak boleh!!” geram Bima yang selalu saja cemburu jika Alyn sudah membicarkan pria lain padahal itu hanya idola Alyn.

 

“Siapa lo ngelarang-ngelarang gue. Lagian gue udah pesan tiketnya.”

 

“Gue calon suami lo. Nggak boleh!! Awas aja lo kalau nonton tuh konser., Gue batalin tuh konsernya Onedirection. Mampus lo”

 

“JANGAANNNN!!!!” teriak Alyn dengan sangat memohon. Bukan hal mustahil bagi seorang Bima melakukan hal itu. Bahkan seandainya Bima sendiri yang mengundang Onedirection tentu sangat bisa apalagi membatalkan konser dalam sekejab. Tidak ada yang mustahil bagi keluarga Haling. Sekali lagi ini lah yang dimaksud “ The power of Haling”.

 

“Jadi lo akan batalin tiketnya kan??” tanya Bima dengan wajah penuh kemenangan.

 

“Ngg—nggak” jawab Alyn kaku. Bima menatap Alyn tajam kembali.

 

“Gue akan buatin konser sendiri buat lo. Gue akan nyanyi di depan lo. “

 

“Lo beda sama mereka. Mereka itu  5 pria yang gantengnya luar biasa, bisa nyanyi, bisa segalannya”

 

“Gue juga bisa nyanyi. Gue bisa nyanyi cicak-cicak di dinding . Dulu gue TK dapat piala juara 1 nyanyi cicak-cicak di dinding

 

“Hell !!!” desis Alyn mendengar penjelasan bodoh Bima.

 

“Yaudah kalau gitu gue akan daftar jadi member ke-6.nya onedirection. “

 

“Lo ngomong ngaco apalagi seh? Udah sana tidur. Tambah nggak jelas lo” ujar Alyn sambil geleng-geleng sendiri.

 

“Lo nggak jadi nonton mereka kan??”

 

“Jadilah”

 

“YAAA!!! ALIEN!!!”

 

“Apaan??”

 

“Kalau lo berani nonton mereka? Gue akan nonton konsernya girls generation. Gue akan kenalan sama mereka. ter—“

 

“Mereka nggak nafsu sama berondong kayak lo” potong Alyn dan langsung membuat Bima kehilangan kata-kata.

 

“Lagian kenapa sih kita jadi bicarain onedirection sama girls generation. Lo kesini ngapain sih??” tanya Bima mencoba mencari topik lain yang lebih penting.

 

“Gue kesini mau nanya lo kenapa? Berhubung lo jawab . lo nggak apa-apa yaudah urusan gue selesai disini”

 

“Gitu doang??”

 

“Lo fikir gue mau ngapain kesini ??”

 

“Ya ngapain kek, hibur gue atau apa kek.”

 

“Lo fikir gue badut, lagian lo bukan anak kecil yang perlu di hibur, dan wajah lo sedih dan nggak sedih sama aja. Wajah lo kelihatan mesum”

 

“YAAAAA!!! Gue bukan cowok mesum”

 

“Di jidat lo tertulis jelas. MESUM”

 

“Lo sekali lagi ngatain gue mesum. Gue habisin juga lo malam ini”

 

“YA YA YA YA” Alyn dengan cepat-cepat memundurkan langkahnya melihat tatapan tajam Bima yang seperti itu ke arahnya.

 

“Gue balik ke kamar dulu. Ogah gue jadi sasaran macam mesum”

 

BRAAKKK

 

“YAAA ALIEEENN!!! “

 

            Bima hanya bisa menghelakan nafas beratnya saat Alyn sudah keluar dari kamarnya dengan tergesah-gesah.  Bima tersenyum sesaat, ia merasa sangat bahagia saat dimana dirinnya dan Alyn selalu beradu mulut mempermasalahkan hal yang sebenarnya tidak penting. Namun itulah yang menyebabkannya semakin mencintai dan ingin menjaga gadis itu.

            Bima kembali berjalan ke arah meja belajarnya, ia melihat ke arah foto yang terpasang di dinding dekat meja melajarnya. Bima tersenyum kembali.

 

“Bunda, maafkan Bima. Bima sayang sama bunda”

 

            Bima beralih dengan ponselnya, dan ia fokus dengan ponselnya saat ini. Entah apa yang sedang dilakukan oleh pria ini. Mungkin hanya Bima dan tuhan saja yang tahu.

*****

            Keesokan paginya,Semuanya kembali sarapan pagi seperti biasannya. Hari ini hari minggu jadi Bima, Alyn dan Adit bebas dari yang namannya sekolah. Sarapan pagi ini tidak ada yang spesial. Semuanya makan dalam diam. Ify pun tidak ikut sarapan pagi karena badannya masih lemas.

 

“Bunda ingin bertemu sama kamu” ujar Rio membuka perbincangan.

 

“Setelah ini Bima kesana” jawab Bima seadannya dan terus memakan makannnya.

 

“Kamu bicara baik-baik dengan bunda kamu”

 

“Bima tau”

 

            Keadaan pun kembali hening, mungkin hanya suara berisik dari luar saja yang terdengar dan suara dentingan piring, sendok dan garpu yang beriringan. Bima sesekali melihat ke arah Adit yang sama sekali tak berani melihat ke arahnya. Entah mengapa, Bima merasa ada yang aneh dengan pria di depanya ini. Namun, ia belum bisa menjelaskan apapun saat ini. Karena ia sendiri tidak tau. Otaknya kembali terfikirkan kejadian semalam.

 

“Bima, ke kamar bunda dulu” ujar Bima setelah menyelesaikan makanannya. Ia segera beranjak dari meja makan meninggalkan Rio, Alyn dan Adit yang masih belum menyelesaikan sarapan mereka.

*****

 

            Bima membuka pintu kamar orang tuannya pelan-pelan. Kemudian ia masuk kedalam dan menutup kembali pintu tersebut. Bima dapat melihat Ify yang terbaring lemah di kasur dengan infuse di tangan gadis itu. Ify nampak pucat sekali. Bima merasa sangat bersalah kali ini.

            Bima mendekati bundanya yang masih memejamkan matannya. Ingin sekali rasanya Bima memeluk bundanya dengan erat.

 

“Bim..” Bima terpelonjat kaget karena tiba-tiba Ify membuka matannya dan mengetahui kehadirannya. Bima tidak perlu heran dengan insting bundanya yang benar-benar hebat.

 

“Iya bun. . “ sahut Bima. Perlahan Bima mengambil duduk disamping Ify. Bima membalas senyuman Ify yang lemah ke arahnya.

 

“Kamu sudah makan??” Bima mengangguk ringan. Bima meraih tangan bundannya.

 

“Bunda harus cepat sembuh. Kenapa bunda sakit?? Bunda tidak pernah seperti ini. Apa karena Bima?? Bima minta maaf. Karena Bima bunda jadi—“

 

“Enggak. Bukan salah kamu Bim. Tidak ada yang salah disini seperti kata kamu kemarin kan?”

 

“ Bima janji, bima nggak akan ninggalin Bunda. Bima akan selalu ada disisi bunda. Karena Bisa sangat sayang dan cinta sama Bunda. Bunda tau itu kan??” Ify mengangguk ringan. Entah mengapa kata-kata Bima membuat hatinya tiba-tiba terasa sakit dan dadanya sesak sampai ia harus menarik nafas sekuat-kuatnya.

 

“Bunda juga sayang sama Bima, Bunda nggak ingin Bima pergi kemana pun.”

 

“Bunda juga nggak akan ninggalin Bima kan??” Ify terdiam beberapa saat. Ia merasa otaknya terasa berhenti beberapa detik untuk memfikirkan jawaban Bima saat ini. ia sendiri tidak mengerti kenapa dengan dirinnya saat ini.

 

“Bunda?” panggil Bima sekali lagi, Ia heran melihat bundanya yang tiba-tiba diam dengan mata mengerjap beberapa kali.

 

“Ha? Apa Bim?”

 

“Bunda kenapa??”

 

“Bunda?? Nggak apa-apa. Bunda juga nggak akan pernah ninggalin Bima” jawab Ify dengan begitu tulus sekali. Bima pun langsung memeluk bundannya dengan sangat erat.

“Bunda nggak boleh sakit lagi, Bunda harus sehat, Bunda harus selalu sehat. Oke”

 

“Hmm” jawab Ify ringan. Hatinya terasa senang sekali melihat Bima yang begitu perhatian dan melakukan tingkah seperti anak kecil kepadannya.

 

“Bima keluar dulu ya bun, Bima harus kerumah teman.”

 

“Teman? Sejak kapan kamu punya teman?” tanya Ify heran,

 

“Hehehe, sejak Bima ingin berteman bun, Teman lama Bima kok bun, yang dulu pernah satu kelas music sama Bima”

 

“Oh, Hati-hati ya sayang” Bima mengangguk dan mencium pipi Ify sekilas. Lalu ia beranjak dari kamar Ify.

 

            Ify melihat kepergian Bima dengan senyum legahnya. Setelah beberapa hari ini, ia tidak bisa tersenyum seperti itu. Meskipun otaknya terasa masih dipenuhi masalah. Namun, dengan ucapan-ucapan Bima tadi membuat Ify menjadi lebih tenang.

****

            Bima mengetuk pintu kamar Alyn, ia berdiri disana dan menunggu si­-­empu kamar keluar. Tidak perlu menunggu lama, seorang gadis cantik muncul di balik pintu. Alyn nampak kaget melihat Bima yang ada di depan kamarnya.

 

“Ngapain lo kesini?”

 

“Nyari tikus yang bisa diajak diajak bermain” jawab Bima enteng menirukan ucapan Alyn semalam. Alyn mendengus kesal.

 

“Ini buat lo, nanti malam temuin gue dialamat yang ada di dalam” Bima memberikan sebuah kotak lumayan besar berwarna silver. Seperti sebuah kado. Dimana kotak tersebut diatasnya terdapat hiasan pita cantik berwarna putih dan hitam.

 

“Apaan isinya?”

 

“buka aja sendiri?? Nggak perlu kan gue bilang “ Hayo tebak apa??” atau “Itu hadiah buat lo , sayang”

 

“Najis” balas Alyn dengan cepat mendengar kata-kata Alay nan sadis dari mulut Bima.

 

“Pokoknya nanti malam jam 7, lo berangkat aja di alamat yang ada disana. “

 

“Kalau gue nggak mau gimana?”

 

“Gue bunuh lo”

 

“Serem amat, kayak berani aja lo bunuh gue”

 

“Lo nantangin gue??”

 

“Aisshh. Gue naik apa kesananya?” tanya Alyn lagi

 

“Jalan kaki, Naik taxi lah”

“Uang taxi.nya mana?” tagih Alyn sambil mengulurkan tangannya. Bima menatap Alyn dengan sedikit kaget.

 

“Lo beneran cewek matre yang pernag gue temuin. Sumpah!! “

 

“Nggak matre nggak cakep”

 

“Nih, Awas kalau lo nggak dateng” Bima mengambil dompetnya dari saku celanannya dan menyerahkan 3 lembar uang seratus ribuan ke Alyn.

 

“Masak Cuma segini? Kalau ditengah perjalanan gue laper gimana? Terus kalau tiba-tiba gue nemuin baju bagus di jalan gimana??”

 

“Kalau lo laper di tengah jalan? Lo berhenti beli makan. Kalau lo tiba-tiba nemuin bagus di jalan. Lo pungut tuh baju dan bawah pulang. Bye! “

 

“YAAA!!!! BIMAA!! GUE NGGAK BAKALAN DATANG!! GUE NGGAK BAKALAN DATANGG!!! “ teriak Alyn seperti orang gila akibat ucapan Bima tadi dan Bima sendiri langsung meninggalkannya begitu saja.

 

“Aisshh. Mimpi apa gue bisa pacaran sama orang kayak dia”

 

“Tapi?? Mau kemana tuh anak? Jam segini sudah rapi?”

 

“Bodo amat lah. Yang penting lumayan dapat uang dan kado. Isinnya apa ya ?”

 

            Alyn pun segera kembali masuk kedalam kamarnya, dan cepat-cepat mengecek isi kado yang ada di dalam bungkusan tersebut. Alyn mendapati sebuah dress cantik berwarna merah maron serta pita rambut warna silver. Alyn langsung tersenyum saat melihat hadiah yang diberikan oleh Bima.

 

“Cantik” puji Alyn begitu saja saat melihat dress tersebut. Dress selutut yang benar-benar bagus menurutnya.

 

“Waahh. Bagus banget”

 

            Tangan Alyn beralih meraih secarik kertas dengan tulisan sebuah alamat. Alyn mengernyitkan keningnya saat membaca alamat itu.

 

“Ngapain tuh anak nyuruh gue kesini??? Mau ngelamar gue??”

 

“Oh my god!! Gimana kalau beneran Bima ngelamar gue? Gue harus apa? Oh my god? Gue nggak mau nikah muda. Tapi masak gue tolak?/ Oh my god. Oh my God. Apa yang harus gue lakuin. Alyn tenang , tenang. Lo harus mikirin jawaban tang tepat sekarang”

 

            Alyn pun sibuk dengan dunia khayalnya sendiri yang entah itu benar adannya atau hanya bayaangan overnya saja.

****

            Bima memberhentikkan mobilnya di parkiran bandara, Ia keluar dari mobilnya sambil mengenakkan kaca mata hitamnya. Membuat ketampanannya naik drastis 100 kali lipat. Bima berjalan menuju ke dalam bandara, tidak heran semua mata tertuju kearahnya dan mengira bawa dirinnya adalah artis luar negeri. Bima tidak kaget dengan kejadian tiba-tiba ada orang yang memotretnya atau mengajaknya kenalan, dan ia hanya perlu cukup merespon “ maaf saya bukan artis”.

 

            Bima menunggu di pintu kedatangan, ia mengecek jam tangannya berulang-ulang yang menunjukkan pukul 10.00 pagi. Bima mendesis pelan. Ia merasa sangat bosan sekali menunggu disini.

 

“Seharusnya mereka sudah datang” gumam Bima sambil menyecan satu-satu orang yang keluar dari pintu kedatangan;.

 

“Aiishhh. Itu mereka” ujar Bima dengan wajah bahagia.

 

            Bima melambaikan tangannya ke arah 3 orang yang saat ini juga menatapnya. Bima segera berjalan ke arah mereka.

 

“Wooww, You are more handsome, right??” ujar salah satu gadis diantara 2 pria yang ada di depan Bima.

 

“Thank you SeiSei” balas Bima dengan wajah sedikit malu lantas memeluk gadis itu.

 

“Long time no see. “ ujar salah seorang pria dan menjabat tangan Bima

 

“Nggak usah sok inggris lo, Om. “ balas Bima sengit dan membuat pria itu langsung tertawa lepas.

 

“How are you my boy?.Are you fine?”tanya salah satu pria lainnya.

 

“Coba lo ulangi bilang “ nggak usah sok inggris, lo” berani lo?” tantang salah satu pria yang berdiri disamping gadis tadi.

 

“Hehehe. Nggak berani om. Bisa dipecat jadi cucu gue” ujar Bima cengegesan.

 

“I’m Fine. I miss you so much. “ balas Bima dan memeluk pria tersebut.

 

            Mereka tidak berbincang-bincang lama dibandara. Mereka pun segera memilih pergi beranjak dari sana. Karena banyak sekali ornag-orang sekitar yang memandang ke arah mereka.

*****

            Ify melihat Rio yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya dan ponselnya. Ify merasa sedikit bersalah, karena dirinya Rio sudah 3 hari ini tidak masuk ke kantor. Pasti semua pekerjaan Rio terbengkalai.

            Ify mendekati Rio yang saat ini duduk dengan wajah sibuk di meja kerjannya. Di tangan Ify ia sudah membawakan beberapa makanan ringan dan minuman untuk suaminya itu.

 

“Ada masalah dikantor?” tanya Ify dan membuat Rio sedikit kaget dengan kehadirannya.

 

“Nggak kok, Cuma ngereview kontrak dengan perusahaan “V” “ jawab Rio dan kembali fokus dengan kerjaannya.

 

“Apa ada yang bisa gue bantu??”

 

“Nggak perlu. Lo istirahat aja. Tubuh lo masih belum benar-benar sehat . Lo buat gue takut semalam” ujar Rio kembali menatap wajah istrinya. Rio menutup laptopnya dan meletakkan ponselnya. Ia memilih terfokus dengan istrinnya saat ini.

 

“Gue nggak suka kalau lo sakit. Apalagi lo nangis. Gue mohon lo jangan nangis dan sakit lagi. “

 

“Hmmm. Gue janji” Rio menarik Ify tiba-tib dan menyebabkan gadis ini langsung tertarik dan duduk ditas pangkuan Rio.

 

“Yaaa!! “ berontak Ify mencoba untuk berdiri namun Rio menahannya.  Ify pun memilih menyerah dan pasrah saja.

 

“Malam ini  gue mau ajak lo ke suatu tempat”

 

“Kemana?”

 

“Apa lo beneran nggak ingat apappun?” tanya Rio dengan wajah heran. Ify memincingkan matannya mencoba berfikir.

 

“Ingat? Apaan??”

 

“Lo beneran nggak ingat?”

 

“Apaan sih???”

 

“Sudahlah. Ternyata otak lo nggak sepintar yang gue kira”

 

“YAAA!!”

 

“Hahahahahaha” tawa Rio lepas. Akhirnya ia dapat melihat lagi smrik evil dari sang istri yang selalu membuatnya tersenyum.

 

“Gue udah beliin dress cantik buat lo. Ada di atas kasur. Nanti malam lo harus pakai itu. Gue akan ajak lo ke suatu tempat”

 

‘Kemana??”

 

“Kok istri gue kepo sih??” goda Rio dengan nada manja.

 

“Hina tau nggak suara lo.” Sinis Ify dan sekali lagi membuat Rio kemnali tertawa lepas.

 

“Janji dandan yang cantik??”

 

“Hmmm” angguk Ify ringan.

 

“Sekarang Kiss sini” ujar Rio manja sambil menunjuk ke bibirnya. Ify menatap Rio tajam dan sinis.

 

“Ogah!! “

 

“Kiss”

 

“Ogah!! “

 

“Kiss please!! “

 

“Ogah!! Lo kayak anak muda aja ya, inget umur. Lo udah tua. Dulu lo om-om sekarang lo tua. Lo nggak pernah punya masa remaja. “

 

“Lo ngehina gue nggak usah sepaket gitu bisa kan Fy???”

 

“Upss. Sorry”

 

Cuuppp

 

            Ify langsung bangkit dari pangkuan Rio setelah ia mencium sekilas bibir Rio. Rio tersenyum ringan menatap istrinya yang selalu saja bertingkah diluar dugaanya. Ify membalas senyum Rio.

 

“Gue akan cek dressnya. Awas kalau nggak bagus. Semangat kerjannya Mario. Cari uang yang banyak. “

 

            Rio geleng-geleng saja melihat tingkah laku Ify. Ia sangat legah dan bersyukur Ify bisa tersenyum lepas lagi seperti dulu walaupun wajah pucatnya masih terlihat jelas. Rio tidak tau bagaimana hidupnya jika disampingnya tidak ada wanita itu.  Ify adalah energi terhebat semangatnya saat ini selain mamanya.

****

            Rio menghampiri kamar Adit selagi menunggu Ify siap-siap dandan sedangkan dirinnya sudah rapi dengan tuxedo warna putih dan dasi warna puitih juga membuatnya terlihat tampan malam ini.

 

TOOKKK TOOKKK

 

            Rio mengetuk pintu kamar Adit dan tak lama kemudian Adit keluar dari kamarnya. Rio tersenyum melihat Adit yang juga tersenyum ke arahnya. Rio memeluk Adit dengan erat dan menepuk-nepuk beberapa kali punggung Adit.

 

“Thank you so much , dan maafkan Bima yang masih seperti anak kecil. Kalau lo mau datang hari ini lo bisa kesana”

 

“Sama-sama Yo, gue langsung balik aja ini. Pesawat gue take off 2 jam lagi”

 

“Lo udah pesan pesawat?? Kapan lo pesannya? Kok lo nggak bilang ke gue??”

 

“Hahaha santai bro. Salam buat Nona besar. I’m so sorry. Hahahaha. Salam juga buat Bima”

 

“Pasti gue salamin. Maaf gue udah ngerepotin lo banyak selama beberapa bulan ini”

 

“Anak lo ajaib. Gila”

 

“Hahahaha.  Mirip banget kayak gue?”

 

“Lebih mirip Ify sih. Kalau mirip lo kasihan hidungnya nanti kedalam”

 

“Sialan lo”

 

“Udah sana, nanti Ify keluar mampus lo”

 

“Haha. Okey sob. Gue duluan.. Sekali lagi makasih banyak. Hati-hati dan salam buat Mr.Lay”

 

“Oke. Siap”

 

            Adit melihat kepergian Rio dengan menghembuskan nafas beratnya. Ia mencoba mengangkat senyumnya.

 

“Kalian keluarga yang sempurna, Yah, sempurna

*****

            Ify memasuki mobil Rio dengan dress yang diberikan oleh Rio. Ify nampak cantik sekali malam ini. walaupun masih nampak sedikit pucat diwajahnya. Rio mengenggam tangan Ify sesaat.

 

“ Lo nggak apa-apa kan? Udah sehat?”

 

“Hmmm. Kita mau kemana??”

 

“Lo akan tau setelah ini. Sebelumnya . . mmmm. . . “ Rio nampak binggung sendiri dengan kata-kata yang akan ia ucapkan. Ify mengernyitkan keningnya.

 

“Kenapa???”

 

“Nggak apa-apa. Ayo kita berangkat”

 

            Rio pun menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahnya. Ify saat ini memakai dress putih panjang tanpa lengan dan terlihat pas di tubuh Ify , baju Ify sendiri serasi dengan tuxido yang dikenakan oleh Rio. Mereka seperti sepasang pengantin baru.

*****

            Alyn menepuk jidatnya berulang-ulang merutuki dirinnya sendiri yang ketiduran sampai jam 7. Ia bisa dibunuh sama Bima jika seperti ini. Alyn pun dengan ekstra cepat memakai dressnya dan memakai make up seadannya. Karena ia sudah tidak punya waktu lagi.

 

“Mampus. Bima pasti bakal bunuh gue” gerutu Alyn marah dengan kebodohannya sendiri.

 

            Alyn buru-buru keluar kamarnya. Namun langkahnya langsung terhenti saat ia melihat banyak orang berbaju hitam masuk kedalam rumah. Alyn perlahan-lahan memundurkan langkahnya, sedikit demi sedikit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun dari higheels yang ia pakai.

 

“Siapa mereka?” tanya Alyn kedirinnya sendiri dengan suara pelan.

 

            Alyn pun cepat-cepat memilih masuk kembali ke dalam kamarnya dan mengunci kamarnya rapat-rapat. Ia cukup ketakutan saat ini. Ia binggung harus berbuat apa sekarang.

 

“Apa yang harus gue lakukan??”

 

“Siapa mereka???”

 

“Bima, gue harus telfon Bima”

           

            Alyn mengambil ponselnya di dalam tas, ia dengan cepat memecent dial nomer “1” yang langsung tersambung dengan ponsel Bima.

*****

            Mobil Rio berhenti disbuah hotel berbintang 5. Ify pun mengikuti Rio saja yang sudah kelur duluan. Ify melihat ke arah hotel yang menjulang tinggi ini.

 

“Apa yang kita lakukan disini??”

 

“Lo nanti juga tau” Ify ngangguk-ngangguk saja walaupun ia sendiri penasaran.

 

“Fy, sebelumnya. I love you and I am so sorry” ujar Rio dan mencium sekilas kening Ify membuat gadis ini semakin binggung.

 

“Maksudnya??” Ify pun hanya mengangkat bahunya saja tak memfikirkan lebih. Toh, Rio selalu berbuat aneh ke dirinnya. Ify pun berjalan beriringan dengan Rio sambil merangkul lengan kiri Rio. Mereka terlihat serasi malam ini sepasang pangeran dan putri.

****

            Ify  sedikit binggung melihat hotel ini yang sangat sepi sekali saat ia menaiki lift. Ia tentu saja sering ke hotel ini. Dimana ini adalah Hotel yang baru saja diresmikan oleh Rio dan termasuk hotel milik keluarga Haling. Biasanya hotel ini saat weekend selalu saja ramai.

 

“Udah siap?”

 

            Ify mengernyitkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Rio dan saat itu juga pintu lift pun terbuka dengan lebarnya dan menampakkan semua hal yang benar-benar membuat Ify shock!. Kaki Ify langsung lemas, ia memegangi tangan Rio dengan sangat erat sekali.

            Ify hampir menangis tak menyangka dengan apa yang ia lihat di depan saat ini. Semua jawaban kini terjawab sudah dengan satu pandangan yang ada di hadapannya.

 

“ Happy Birthday Alyssaku” bisik Rio lembut di telinga Ify.

 

Bersambung . . . . . .

            

13 thoughts on “STORY OF DEVIL FAMILY – 12

  1. Adit ngapain tuh didapur? Cari tikus yaa haha:D
    Rio-Adit knpa manggilnya ‘bro’ bkin penasaran ini. Apa jangan2 adit sodaranya rio ya??? Beritahu aku please

    kakhyo lanjut, still waiting neh

  2. Bau-bau nya si adit bakal musnah nih… gk penting dia siapa, yang jelas bima itu anak rio dan ify :3 ka…. ditunggu bangeettt yaahh part 13 nyaa :3

  3. agak lega.. klo bima bner2 ank rify.. si adit rio yg nyuruh yah ?? wah rio bkin orng jantungan aja…
    gmana tampan.a bima yah apa lg pas ktampanan.a naik jd 100 kali lipat.. gak bs bayangin deh

  4. Sumpah di buat bingung abis dgn part ini. Adit itu sebenernya siapa kak? Apa hubungan nya dgn MR. LAY? bukannya MR. LAY itu pamannya ify ? Sumpah bingung bnget. Yg dpet di simpulin ini skrng bima anak kandung rify. Tpi yg lain blum bsa nyimpulin –” next nya jgn ngaret yo kak ;* 😉

  5. Kesimpulannya Bima Itu Emang Beneran Anaknya Rify Kan !!! Itu Cuma Rencana Rio Buat Ultahnya Ify !!! Issshhhh… Keterlaluan Banget Sih Kejutannya, Ify Jadi Sakit Tau Yoo…. !!! Adit Abis Ngapain Sih Kok Bima Sampe Marah Gitu !!!??? Yang Dijemput Bima Itu Iqbal Sama Mr.Bob Kan ??? Tapi Yang Cewe Itu Siapa ??? Istrinya Iqbal ??? Bukannya Shalsa Yaaa….??? Adehh… Bingung Banget Nihh….. !!! Yang Kerumah Rify Tuh Siapa ??? Apa Bagian Dari Rencana Rio ??? Kalo Bukan Gimana Nasip Alyn ??? Adeehhh… Bima Slametin Alyn !!!!!! Yang Cepet Ya Kak Di Lanjutin Soalnya Udah Kepo Pake Banget Sama Kelanjutannya !!! *OkeIniGaje *Kepanjangan

  6. yeahhhh. . .
    Rio-adit manggil a bro?
    Yuhuuuu. .
    Udah pasti bima anak rio kan?
    Yesss!!!!
    Yg sma bima d bandara tadi mr.bov sma iqbal bukan ya. .
    Hah, . .
    Kepo kaluk. .
    Maaf bca a tlat 4 hari . .
    Huh . .
    Nyesel bgt sumpah . .
    Lanjut kaluk . .
    Lanjut. .
    Love you kak,
    semangat buat lanjut. .
    Bima alyn pda stress nyariin tikus . .
    Hahaha
    Rise+Princess!!
    Yeahhh

  7. Haii luluk, , , q termasuk penggemar cerita2 yg km buat, dr sejak adanya cerbung2 yg d post di ning, tp kmudian ning d tutup, q sempet kehilangan jejakmu, , hehehe 😉 tp kemudian q mencarimu d mbah google, , , dan ketemu lah akun facebook km yg sblm luluk hf II, dan q bisa kembali menikmati ( ah elah menikmati,dikira makanan) karya2 km, tp sayang itu tdk bertahan lama, karna akun facebook q harus rela terblokir, hiks ): tp kemuadian q cari lg akun facebook mu, tp kecewa itu kmbali muncul, karna permintaan pertemanan q tdk bisa dkonfirmasi karna teman mu d fb sudah melebihi batas, tp q bersyukur bgtu tau akun facebookmu yg luluk hf II, dan bisa dikonfirmasi olehmu, , , yeeaayyy , , ,
    Q memang tipe silent reader,tp g bisa dipungkiri q selalu menunggu kelanjutan setiap karya2 km, g jarang jg q jd stalker smua akun mu, dr facebook,twitter,hingga blog mu, , , untuk tau apakah sudah ada postingan terbaru dr karya2 km, bahkan q jg sering re read cerbung2 km,untuk menemani kejenuhan q dtempat kerja, karna q menilai,jarang ada author cerbung/cerpen dg cast anak2 icil yg bisa buat karya seperti km, tema yg selalu berbeda dg yg lain,alur yg sulit ditebak,imajinasi yg luar biasa, emosi yg ada di cerita itu selalu bisa masuk k dalam penjiwaan saat membaca karya2 km, kadang bisa tiba2 menangis,kadang sebal,kadang jg tertawa terpingkal2, , , ejaan yg 80% benar,
    Author2 cerbung icil yg sekarang,kebanyakan menggunakan tema yg hampir sama, bahkan alurnya jg mudah ditebak,(bukan maksud menjelekkan author yg lain yah,hanya sebagai masukan saja,maaf kalo ada yg tersinggung)
    Waahh ternyata komentar perdana q cukup panjang yah? ? ? (V)
    Sedikit saran sih,cb deh buat karya dg tokoh fiktif hasil imajinasi km sendiri, sepertinya akan jd tulisan yg bagus jg,dg kmampuan km menciptakan tema yg berbeda,dg kemampuan km mengembangkan alur,pasti akan jd sebuah karya yg menarik,dan smga bisa diterbitkan seperti karya2 km sebelumya, siapa yg akan tau animo pembaca,kalo suatu saat nanti bisa jd best seller, , , (amiiinnn) karna q jg pernah membaca salah satu karya km dg tokoh fiktif (bukan anak icil/artis/idol k-pop) hasilnya jg g mengecewakan, ,
    ((y)ˆ⌣’)(y) last kya’a udah kepanjangan,semangat terus buat karya2 yg akan datang,jngan pernah berhenti belajar jd penulis yg lebih baik, , , dan ciptakan karya2 yg berbeda dr author2 yg lain, , , dan salam kenal lulukk, , ,

Leave a reply to chefi Cancel reply